Tuesday, July 31, 2012

Kibar Kemenangan dalam Bulan Ramadan*


Posted: 22 Jul 2012 09:13 PM PDT
(Gambar: warofweekly.blogspot.com)
Oleh: Ahmad Fauzi Maulana
Bulan Ramadan adalah bulan kemenangan. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar” ( Q.S Al-Hujuraat : 15 ). Kemenangan  umat Islam dapat dimaknai dalam berbagai konteks, tak terkecuali kemenangan dalam peperangan. Tercatat dalam sejarah, beberapa peperangan kaum muslim terjadi di bulan Ramadhan.

Perang Ain Jalut
Menurut banyak ahli sejarah, perang ini termasuk pertempuran yang penting bagi sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah. Seperti namanya, peperangan terjadi di wilayah Ain Jalut, Palestina Utara tanggal 25 Ramadhan 658 H/3 september 1260 M. Dibawah kepemimpinan Hulaku (Hulega), cucu Genghis khan, ekspansi Tartar (Mongol) meluas hingga ke Gaza.
Kala itu, Tartar berambisi menaklukkan Mesir yang menjadi salah satu wilayah terkuat umat Muslim. Dengan begitu dikirimkanlah kurir oleh Hulaku untuk memberikan sepucuk surat ancaman kepada penguasa Mesir, Sultan Qutuz (Quds). Isi surat itu kurang lebih seperti ini:
“Kami telah menghancurkan tanah itu, menjadikan anak-anak mereka yatim piatu, menyiksa dan membunuh mereka, serta menjadikan pemimpin mereka tawanan. Apakah anda pikir bisa melepaskan diri dari kami?”
Surat ancaman tersebut dibalas dengan berani oleh Sultan Qutuz. Mayat delegasi Mongol digantung di tengah kota, dimaksudkan untuk memberikan semangat kepada masyarakat Mesir dan itu juga menjadi pukulan untuk Hulaku.
Gong perang di bunyikan. Pecahlah perang di wilayah Ain Jalut. Sultan Qutuz dan panglima Baibars membawa sekitar 20.000 orang. Begitupun dengan Mongol yang juga membawa pasukan sekitar 20.000 orang. Kekuatan seimbang, tapi panglima Baibars menggunakan strategi perang yang jitu. Pasukan berkuda Mongol yang tersohor dengan kehebatannya di pancing ke arah lembah sempit.
Setelah terperangkap di lembah sempit, barulah pasukan berkuda tentara Quds melancarkan serangan balik dengan kekuatan penuh. Taktik ini menuai sukses besar, pemimpin Mongol berhasil di tawan dan dieksekusi. Dengan begitu pasukan Quds berhasil menaklukan Mongol. Dan di tahun-tahun berikutnya, Mongol tak mampu membalas kekalahannya.

Perang Zallaqah
Perang Zallaqah yang juga terjadi di bulan suci Ramadhan 480 H. Perang Zallaqah mempertemukan antara Dinasti Murabitun yang dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin dengan Raja Kastilia Alvonso VI. Zallaqah sendiri artinya tanah yang licin. Penamaan ini merujuk pada licinnya medan pertempuran akibat banyaknya pertumpahan darah.
Perang Zallaqah dilatarbelakangi keterdesakan umat Muslim di Andalusia atas serangan yang dilancarkan kerajaan-kerajaan Kristen. Tiga pemimpin Andalus yakni Muhammad bin Abbad Al-Mu’tamid dan lainnya meminta bala bantuan kepada Yusuf bin Tasyfin yang tengah berkuasa di Maroko, Afrika Selatan. Yusuf bin Tasyfin juga datang untuk menahan gerakan kristenisasi yang di pimpin Raja Alfonso VI itu sendiri.
Pergilah Yusuf bin Tasyfin menuju Andalusia menyebrangi laut tengah. Yusuf dan tentara Murabitunnya kemudian mengumpulkan serdadu dari seluruh Andalus. Jumlah tentara sekitar 30.000 orang. Kemudian, ia bergerak ke utara hingga Zallaqah dekat kota Batlius. Maju dengan optimisme tinggi, Raja Alfonso membawa pasukan yang jumlahnya mencapai 60.000 (atau 14.000 menurut perkiraan modern).
Sebelum bertempur, kedua pemimpin ini saling berpesan. Yusuf menawarkan tiga pilihan: masuk islam, membayar Jizyah atau berperang. Alfonso pun memilih berperang.
Dalam strateginya, Yusuf membagi pasukannya kedalam tiga kelompok, yakni pertama dipimpin Muhammad bin Abbad Al-mu’tamid, dan kedua dipimpin Yusuf bin Tasyfin dan terakhir merupakan kelompok serdadu afrika. Terlibat dalam pertempuran yang sengit, banyak korban berjatuhan dari pihak Raja Alfonso VI. Prajurit yang selamat hanya sedikit termasuk Alfonso. Meski begitu, korban yang berjatuhan dipihak muslim juga cukup banyak, termasuk di antaranya imam terkenal dari Kordoba Abdul Abbas Ahmad bin Rumaila. Walaupun demikian, kaum Muslim meraih kemenangan dari pertempuran ini setelah pasukan Raja Alfonso VI yang tersisa kembali ke Kastilia.

Perang Badar
Selanjutnya perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, perang Badar. Perang yang terjadi tanggal 17 Ramadan 2 Hijriah/awal 624 M ini merupakan perang besar umat muslim untuk pertama kalinya. Perang Badar menghadapkan umat muslim dengan kaum kafir Quraisy.
Motif perang ini berawal sejak Nabi Muhammad mendengar berita mengenai kedatangan kafilah perdagangan Quraisy dari Syam yang di pimpin oleh Abu Sofyan bin Harb. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mencegat dan mengambil barang bawaan kafilah tersebut sebagai ganti atas kekayaan mereka yang di rampas di Makkah.
Jangan menyangka kaum Muslimin yang menabuh genderang perang. Syaikh Munir Muhammad Al-Ghadban dalam bukunya Manhaj Haraki menuturkan bahwa seperti yang terjadi sebelumnya, kafir Quraisy yang melarang paksa kaum muslimin hijrah ke madinah. Mereka memaksa sebagian muhajirin untuk kembali hingga rencana pembunuhan Rasulullah adalah salahsatu bukti kekejaman dan benih-benih perang yang ditumbukan kafir Quraisy.
Abu Sufyan yang mendengar kabar pencegatan tersebut langsung mengutus kurir yang bernama Dhamdham bin Amr Al-Ghifari ke Makkah untuk meminta bala bantuan. Kaum kafir Quraisy pun datang dengan personil sekitar 1000 orang, Hal ini sangat berbeda jauh dengan jumlah kaum muslimin yang hanya sekitar 300 orang. Akhirnya, pecahlah pertempuran di wilayah Badar yang menjadi nama peperangan itu sendiri.
Setelah sekitar dua jam bertempur, denagn semangat fisabilillah dan Rahmat Allah SWT, pasukan muslim menghancurkan pertahanan pasukan Quraisy yang kemudian mundur dalam kekacauan. Pertempuran ini menggugurkan sekitar 14 orang muslimim. Adapun tercatat korban di pihak Quraisy sebanyak 50-70 orang dan tawanan 43 sampai 70 orang.

Fathu Makkah
Yang tidak akan terlupakan, Fathu Makkah 10 Ramadhan 8 H. Penaklukkan tanpa pertumpahan darah ini menandakan kejayaan Umat Muslim di tanah Jazirah Arab. Di awali dengan pelanggaran perjanjian Hudaibiyah oleh Quraisy. Kemudian Rasulullah SAW langsung memimpin pasukan yang berjumlah 10.000 orang dan menimbulkan ketakutan di pihak Quraisy. Rasulullah dan pasukan bergegas langsung memasuki kota Makkah dan menuju Ka’bah. Penghancuran 360 berhala yang mengotori kesucian Rasulullah menandakan bahwa kota Makkah telah berada dalam naungan kaum Muslimin. ***

*Dari berbagai sumber

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons