Saturday, August 18, 2012

1 Syawal 1433

KM3 ITB mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Semoga ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan diterima oleh-Nya.

Ayo kita tetap tingkatkan ibadah kita di bulan-bulan berikutnya ya :) .

#Disiplin,Kontinu,Konsisten,Integritas

Tuesday, August 14, 2012


sekedar mengingatkan...




Monday, August 6, 2012

Hukum Belajar Ilmu Tajwid

Hukum Belajar Tajwid

Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Kalau ada dalam suatu tempat ada seseorang yang menguasai ilmu ini maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, kalau sampai tidak ada maka seluruh kaum muslimin menanggung dosa.

Sedangkan membaca Al Qur’an dengan tajwid adalah wajib ‘ain artinya bagi seorang yang mukalaf baik laki-laki atau perempuan harus membaca Al Qur’an dengan tajwid, kalau tidak maka dia berdosa, hal ini berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah dan ucapan para ulama.

1. Dalil-dalil dari Al Qur’an
1. Firman Allah Azza wa Jalla:
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً
“…dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil.” (Al Muzzammil: 4)
Maksud tartil itu adalah membaguskan huruf dan mengetahui tempat berhenti, keduanya ini tidak akan bisa dicapai kecuali harus belajar dari ulama atau orang yang ahli dalam bidang ini, dan perintah ini menunjukkan suatu kewajiban sampai datang dalil yang bisa merubah arti tersebut.

2. Firman Allah Azza wa Jalla:
الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah: 121)

Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan tajwid, kalau meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek bahkan kadang-kadang bisa berubah arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang membaca Al Qur’an dengan bacaan sebenarnya.

3. Firman Allah Azza wa Jalla:
وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً
Dan kami membacanya dengan tartil (teratur dengan benar).” (Al Furqan: 32)
Ini adalah sifat Kalamullah, maka wajib bagi kita untuk membacanya dengan apa yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla.

2. Dalil-dalil dari As Sunnah
1. Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari)

2. Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat agar mengambil bacaan dari sahabat yang mampu dalam bidang ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Mintalah kalian bacaan Al Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah para sahabat yang mulia, padahal mereka itu orang-orang yang paling fasih dalam pengucapan Al Qur’an masih disuruh belajar, lalu bagaimana dengan kita orang asing yang lisan kita jauh dari lisan Al Qur’an?

3. Dan dalil yang paling kuat sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Mansur ketika Ibnu Mas’ud menuntun seseorang membaca Al Qur’an. Maka orang itu mengucapkan:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ
Dengan meninggalkan bacaan panjangnya, maka Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu katakan, “Bukan begini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat ini kepadaku.” Maka orang itu jawab, “Lalu bagaimana Rasulullah membacakan ayat ini kepadamu wahai Abu Abdirrahman?” Maka beliau ucapkan:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ
Dengan memanjangkannya. (HR. Sa’id bin Mansur)

Ibnu Mas’ud langsung menegur orang ini padahal ini tidak merubah arti, akan tetapi bacaan Al Qur’an itu adalah suatu hal yang harus diambil sesuai dengan apa yang Rasulullah ucapkan.

3. Ijma’
Seluruh qura’ telah sepakat tentang wajibnya membaca Al Qur’an dengan tajwid.


Fatwa Para Ulama Dalam Permasalahan Ini
1. Fatwa Ibnu Al Jazary
Tidak diragukan lagi bahwa mereka itu beribadah dalam upaya memahami Al Qur’an dan menegakkan ketentuan-ketentuannya, beribadah dalam pembenaran lafadz-lafadznya, menegakkan huruf yang sesuai dengan sifat dari ulama qura’ yang sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. (Annasyr 1/210)

2. Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Adapun orang yang keliru yang kelirunya itu tersembunyi (kecil) dan mungkin mencakup qira’at yang lainnya, dan ada segi bacaan di dalamnya, maka dia tidak batal shalatnya dan tidak boleh shalat di belakangnya seperti orang yang membaca السِّرَاطَ dengan ‘sin’, pergantian dari الصِّرَاطَ, karena itu qira’at yang mutawatir. (Majmu’ Fatawa 22/442 dan 23/350)

Dari fatwa ini bisa kita ambil kesimpulan:
1. Tidak selayaknya seorang yang masih salah dalam bacaan (kesalahan secara tersembunyi) untuk menjadi imam shalat, lalu bagaimana dengan yang mempunyai kesalahan yang fatal seperti yang tidak bisa membedakan antara س dengan  ث atau  د dengan ذ, yang jelas-jelas merubah arti.

2. Secara tidak langsung Syaikhul Islam telah mewajibkan untuk membaca Al Qur’an dengan tajwid karena kesalahan kecil itu tidak sampai merubah arti, beliau melarang untuk shalat di belakangnya, lalu bagaimana dengan kesalahan yang besar.

3. Fatwa Syaikh Nashiruddin Al Albany
Ketika ditanya tentang perkataan Ibnul Jazary tersebut di atas, maka beliau mengatakan kalau yang dimaksud itu sifat bacaannya di mana Al Qur’an itu turun dengan memakai tajwid dan dengan tartil maka itu adalah benar, tapi kalau yang dimaksud cuma lafadz hurufnya maka itu tidak benar. (Al Qaulul Mufid fii Wujub At Tajwid, hal. 26)

4. Fatwa Asy Syaikh Makki Nashr
Telah sepakat seluruh umat yang terbebas dari kesalahan tentang wajibnya tajwid mulai zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai zaman sekarang ini dan tidak ada seorang pun yang menyelisihi pendapat ini. (Nihayah Qaul Mufid hal. 10)

Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber: Panduan Praktis Tajwid & Bid’ah-bid’ah Seputar Al Qur’an serta 250 Kesalahan dalam Membaca Al Fatihah, penulis: Al Ustadz Abu Hazim bin Muhammad Bashori, penerbit: Maktabah Daarul Atsar, Magetan. Hal. 33-38.


Audio MP3 pembahasan materi di atas,


DOWNLOAD
sumber: Tasjilat Daarul Atsar Magetan

Belajar Tajwid

Pengertian Tajwid Tajwid menurut bahasa berasal dari kata yangng berarti bagus atau membaguskan. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun bukan.

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf(tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf(hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani. Inilah yang dimaksud dengan membaca al-Qur’an dengan tartil sebagaimana firman-Nya



yang artinya : “Bacalah al-Qur’an itu dengan tartil”. Sedangkan arti tartil menurut Ibn Katsir adalah membaca dengan perlahan-lahan dan hati-hati karena hal itu akan membantu pemahaman serta perenungan terhadap al-Qur’an. Area Download
Ukuran file : 3,6 Mb
Format : exe
Download : Link 1 atau Link 2 (link sudah diperbaiki)

Catatan: Ada beberapa yang perlu diluruskan dari software di atas, yaitu hukum idghom bilaghunnah. Seharusnya dibaca dengan “tanpa” dengung, sedangkan software di atas prakteknya dibaca dengan dengung. Wallahu’alam

 
PEDOMAN DAURAN AL-QURAN

Metode yang asasi dan asli dalam mempelajari Al Quran adalah dengan metodeTalaqqi yaitu mempelajari Al Quran melalui seorang guru secara langsung atau berhadap-hadapan, dimulai dari surat Al-Fatihah sampai An-Naas. Mengingat terbatasnya jumlah orang-orang yang menguasai Al Quran terutama dalam hal tilawah, maka ulama ahli qiraat meletakkan kaidah-kaidah cara membaca yang baik dan benar yang disebut dengan tajwid. Buku karya Abdul Aziz Abdur Rauf ini diharapkan bisa membantu kaum muslimin dalam mempelajari ilmu tajwid secara aplikatif dan mampu mempraktikkan tilawah dengan shahih. Berikut ini materi-materi yang terdapat dalam buku ini: Pengantar Ilmu Tajwid – menjelaskan definisi ilmu tajwid, hukum mempelajari, keutamaan mempelajari, tujuan mempelajari, dan sebagainya.

Download File MP3 Kajian membahas ilmu tajwid lengkap 

http://www.ilmoe.com/3263/14310608-1-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-i-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3265/14310608-2-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-ii-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3267/14310608-3-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-iii-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3337/14310609-3-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-iv-al-ustadz-muhammad-naim-lc-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3338/14310609-4-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-v-al-ustadz-muhammad-naim-lc-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3339/14310610-1-ilmu-tajwid-al-muqoddimah-al-jazariyyah-sesi-vi-al-ustadz-muhammad-naim-lc-mp3.html 

http://www.ilmoe.com/3340/14310610-2-ilmu-tajwid-bacaan-surah-al-fatihah-al-ustadz-muhammad-naim-lc-mp3.html

http://www.ilmoe.com/2812/tajwid-sesi-1-mp3.html

Tempat-tempat Keluarnya Huruf & Sifat-sifatnya – dalam bab ini dijelaskan tempat-tempat keluarnya huruf dan sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap huruf hijaiyah. Dengan dilengkapi gambar tempat-tempat keluarnya huruf dan latihan, semoga pembaca dapat memahami gambaran dan pemahaman pengucapan huruf yang baik dan benar. Hukum Nun Mati dan Tan win – bab ini menjelaskan bagaimana membaca nun mati atau tan win ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah menurut riwayat yang masyhur. Hukum Mim Mati – bab ini menjelaskan bagaimana membaca mim mati ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah menurut riwayat yang masyhur.

Hukum Mim dan Nun bertasydid – bab ini menjelaskan bagaimana membaca mim dan nun yang bertasydid. Hukum Alif Lam – bab ini menjelaskan bagaimana membaca alif lam ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah. Hukum Mad – bab ini menjelaskan bagaimana dan kapan sesorang harus memanjangkan bacaan dalam Al Quran dengan kadar-kadar tertentu, misalnya 2,4, atau 6 harakat.

Tafkhim dan Tarqiq – bab ini menjelaskan bagaimana dan kapan seorang pembaca Al Quran harus menebalkan dan menipiskan suara ketika membaca huruf-huruf isti’la, huruf ra’, dan lafzh al jalalah. Idgham Mutamatsilain, Mutajanisain, dan Mutaqaribain – bab ini menjelaskan hukum idgham dan pembagiannya berdasarkan tempat-tempat keluarnya huruf. Waqof & Pembagiannya -bab ini menjelaskan bagaimana cara berwaqaf ketika membaca Al Quran, pembagian waqaf dan tanda-tanda waqaf yang terdapat dalam Al Quran standar.

Istilah-istilah Dalam Al Quran – bab ini menjelaskan beberapa istilah dan ayat-ayat gharib dalam Al Quran dan cara membacanya menurut riwayat yang masyhur, dimana keberadaannya cukup jarang di dalam Aquran sehingga tidak sedikit para pembaca Al Quran yang tidak mengetahuinya. Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal – bab ini menjelaskan beberapa kaidah praktis membaca hamzah di dalam tilawah Al Quran, mengingat sebagian besar pembaca Al Quran belum menguasai kaidah bahasa arab dengan baik.

Download klik disini Ebook/PDF Buku Panduan Tahsin Tilawah Al Quran 
***
Download Aplikasi: Belajar Tajwid


 
FILE CADANGAN :



Berikut ini adalah software belajar praktis ilmu tajwid. Ada tiga buah file. EXE dan SWF adalah file flash untuk belajar tajwid. Dengan file exe kita bisa mainkan dengan double klik file tersebut dan voila.. dia akan muncul… Namun untuk file SWF anda bisa memainkannya di browser anda (internet explorer, mozilla firefox, opera, dll). Sementara untuk file PDF bisa anda cetak dengan printer di sebuah kertas kemudian dibaca, atau bisa dibaca lewat PDF viewer, seperti Adobe Acrobat PDF Reader. 




Silahkan download, dinikmati dan belajar tajwid! Semoga bermanfat! Attachment:TAJWID.EXEAttachment: TAJWID.pdf Attachment: Tajwid.

Sumber : pustaka islam

Kebiasaan Saat Puasa, Pemicu Kegemukan


Posted: 02 Aug 2012 09:20 PM PDT
sumber gambar http://sidomi.com/
Setiap tahun, sekitar satu milyar penduduk muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Selain bermakna spiritual yang tinggi, puasa Ramadan memiliki efek yang baik bagi kesehatan, salah satunya menurunkan berat badan. Tidak heran, banyak orang yang memanfaatkan momentum bulan Ramadan untuk menjadi lebih ramping. Sayangnya, pada akhir puasa, keluhan berat badan naik justru semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sesuatu yang salah dengan pola makan yang di gunakan selama ini. Oleh karena itu, ada baiknya mengetahui kebutuhan tubuh agar tidak salah dalam berstrategi.
Secara etimologi, puasa dalam bahasa Arab disebut shiyâm atau shaum, artinya menahan. Sedangkan secara terminologi, shaum adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Tentunya puasa yang baik tak hanya sekedar menahan lapar dan haus, agar tidak batal. Diperlukan kesabaran lebih agar pemaknaannya tak hilang. Misalnya sabar dalam beribadah, mengendalikan amarah, hingga menahan emosi untuk menyantap makanan secara berlebihan saat sahur maupun berbuka puasa.
Penelitian Abed Bakhotmah dari Universitas King Abdul Azis menyebutkan, terdapat empat kebiasaan yang berubah di masyarakat saat bulan puasa tiba. Perubahan tersebut adalah pola makan, pola tidur, aktivitas fisik, serta jenis makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan penelitian, keempat hal ini ternyata memiliki andil yang cukup besar dalam akan menentukan berat badan di akhir puasa nanti. Apakah berat badan akan turun, tetap, atau justru naik.
Mengenal Sumber Energi Tubuh
Secara umum, tubuh kita terdiri atas empat komponen, yaitu cairan, masa otot, lemak, dan organ tubuh. Jika salah satu komponen tersebut berkurang, otomatis berat badan pun akan berkurang. Tentunya modifikasi yang paling sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengeliminasi kelebihan lemak.
Lemak berperan utama dalam pembentukan sel. Selain itu, juga berfungsi untuk penyimpanan vitamin, menyusun hormon seksualitas, meregulasi sistem pertahanan tubuh, dan cadangan energi. Di dalam tubuh, lemak berasal dari sumber makanan seperti lemak hewani dan nabati, atau terbentuk dari kelebihan kalori di dalam tubuh.
Kebutuhan kalori sebagai sumber energi salah satunya ditentukan oleh indeks massa tubuh. Indeks tersebut didapat dari perhitungan antara berat badan dan tinggi badan. Ada tiga sumber kalori yang diperlukan oleh tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Setiap gram karbohidrat dan protein setara dengan 4 kilokalori, sedangkan lemak 9 kilokalori. Setiap harinya, tubuh kita memerlukan sumber energi dari karbohidrat sebanyak 55-65%, protein 12-15%, dan lemak 20-30%.
Ketiga sumber kalori ini akan diubah menjadi energi dalam bentuk glukosa. Zat utama pembuat glukosa adalah karbohidrat. Saat makanan yang mengandung karbohidrat diubah menjadi glukosa, sebagian akan digunakan sebagai energi. Sebagian lainnya disimpan sebagai cadangan glukosa di dalam hati dan otot. Cadangan ini disebut glikogen. Inilah yang menjelaskan mengapa ketika kita berpuasa, saat siang hari terasa lemas, tetapi tidak lama kemudian bugar kembali. Saat glukosa dalam darah habis, tubuh akan memecah glikogen. Jika glikogen telah habis, tubuh akan memecah cadangan lemak menjadi glukosa kemudian protein.
Selain indeks massa tubuh, usia dan aktivitas juga mempengaruhi asupan yang diperlukan tubuh. Misalnya pada remaja yang sedang tumbuh, kebutuhan kalorinya jelas lebih banyak dibanding orang dewasa dengan postur sama.
Aktivitas Fisik dan Pola Makan
Dalam kondisi tidak puasa, kebutuhan rata-rata energi sehari sebesar 2000 kilokalori, sementara saat puasa cenderung menurun. Ketika puasa, jadwal makan berubah menjadi malam hari, yakni selepas magrib dan sebelum subuh. Ada kecenderungan makanan yang dikonsumsi saat berbuka adalah yang berkalori tinggi, sementara saat sahur justru berkalori rendah.
Setiap berbuka puasa, biasanya kolak menjadi makanan pembuka utama. Makanan ini diolah dari pisang, kadang dicampur dengan kolang-kaling dan labu siam, yang disajikan dengan santan dan gula aren. Sedap memang rasanya. Akan tetapi, satu menu kolak tersebut setara dengan kurang lebih 300 Kkal. Belum lagi makanan utama yang hampir tidak bisa tanpa nasi, disertai cemilan antara berbuka dan sahur. Makanan yang dikonsumsi pun biasanya mengandung kalori yang tinggi.
Aktivitas fisik saat puasa pada umumnya menurun. Contohnya bertambahnya jam tidur. Selepas sahur tidur, siang hari tidur lagi, malam pun tidur lebih awal. Berolahraga pun jarang dilakukan. Padahal saat tidur, tubuh akan menganggap kebutuhan energi sebatas untuk tidur. Akibatnya, sumber energi yang tidak terpakai akan disimpan. Bisa dibayangkan berapa banyak kalori yang ditimbun setiap harinya.
Selain dapat menaikkan berat badan,timbunan kalori berupa lemak berpotensi menimbulkan penyakit. Setidaknya ada tiga faktor yang sering muncul dan dapat mempercepat timbulnya penyakit, yaitu tingginya tekanan darah, kadar lemak, dan kadar gula. Maka wajar bila di akhir bulan Ramadhan, kebanyakan orang mengeluh berat badannya naik, bahkan menjadi mudah sakit. Padahal dengan pola makan yang normal dan sesuai dengan kebutuhan, hal tersebut seharusnya bisa dihindari.
Tulisan ini pernah dimuat di rubrik Mimbar Akademik Harian Pikiran Rakyat pada tanggal 26 Juli 2012.

Friday, August 3, 2012

Muhammad Nuh: Lima “Pohon” yang Harus Ditanam


Posted: 01 Aug 2012 06:00 PM PDT
Muhammad Nuh, Mendikbud Kabinet Indonesia Bersatu II. (Foto: Fery AP)
Terdapat lima pohon yang harus ditanam dalam “rumah” kehidupan kita. Begitu taklimat dari seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia kini dalam ceramah Tarawih Masjid Salman ITB, Sabtu (28/7) lalu. Muhammad Nuh, setelah siang hari didapuk menjadi pembicara di OSKM ITB, malam itu menjadi penceramah Tarawih 9 Ramadan 1433 H silam.
Pohon pertama adalah pohon ilmu. Nuh mengutip atsar (perkataan) Ali yang berbunyi, “Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya ia hiasan bagi orang kaya dan penolong bagi orang fakir.” Namun, kita harus senantiasa ingat jika ilmu itu harus diamalkan.
“Jika tidak diamalkan, pohon ini seperti pohon tidak ada buahnya,” ungkap Nuh.
Ia menceritakan, di zaman kerajaan Islam pada masa lampau, terdapat orang yang dapat memasukkan benang ke lubang jarum dari jarak lima meter. Orang tersebut mendemonstrasikan keahliannya kepada khalayak. Namun, bukannya diberi penghargaan. Pihak kerajaan malah menghukuminya dengan cambuk 100 kali.
“Alasan dari pihak kerajaan, memangnya keahlian tersebut bermanfaat? Jika tidak bermanfaat, buat apa?” papar Nuh.
Menurut Nuh, sebagai seorang muslim, berbasahlah kita dengan cipratan samudra keberfaedahan. Sejatinya,  ilmu itu sepantasnya selalu berdampingan dengan pengamalannya.
Pohon kedua adalah pohon kasih sayang. Nuh mencontohkan dengan Sayyidina Ali yang begitu sabar dengan kelakuan menyebalkan seorang kakek. Kakek yang berjalan lambat tersebut dikiranya akan menuntunnya ke Masjid. Namun, ternyata kakek tersebut tidak jadi ke Masjid. Akhirnya, ia pergi ke masjid sendiri. Sayangnya, ia harus masbuk pada rakaat terakhir. Rasulullah yang sedang memimpin shalat kemudian memperlama rukuknya, sehingga Ali bisa rukuk.
“Ketika ditanya jemaah yang lain, mengapa Rasulullah memperlama rukuknya, ia menjawab ‘Ini kasih sayangku terhadap Ali karena ia berhasil sabar dengan seorang kakek yang menyulitkannya’.” ungkap Nuh.
Ketiga pohon lain yang harus ditanam, menurut Nuh, adalah pohon kesabaran, pohon syukur, dan pohon kejujuran. ***

Thursday, August 2, 2012

Pola Makan Berbahaya Saat Sahur dan Buka Puasa


Posted: 31 Jul 2012 09:57 AM PDT
sumber gambar http://www.folsomyummykitchen.com/
Oleh Nurlienda Hasanah
Selama Ramadan, pola makan kita jadi berubah. Waspadai hal-hal berikut agar tetap bisa menjalani ibadah shaum dengan sehat.
Makan terlalu kenyang
Makan yang terlalu kenyang menyebabkan gangguan pencernaan. Makan secara berlebihan dalam Islam jelas dilarang. Nabi SAW telah memberi tuntunan bahwa perut sebaiknya terdiri tiga bagian, 1/3 bagian makanan, 1/3 air dan yang penting juga 1/3 udara.
Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim pencernaan yang yang diproduksi, maka makanan tidak tercerna dengan sempurna. Makanan yang tidak tercerna sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas.
Akibat makan berlebihan menimbulkan gejala berupa rasa sakit perut dan perut terasa penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Gejala ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Selain perut menjadi tidak enak juga dapat berakibat muntah dan diare serta menurunnya kebugaran.
Makan berlebihan mengakibatkan saluran pencernaan bekerja keras sehingga tubuh jadi lemas, kelelahan dan malas. Kenaikan gula darah yang melonjak yang mengakibatkan produksi insulin berlimpah. Selain itu, makan berlebihan memicu asam amino masuk ke dalam otak kita dan mengakibatkan kantuk.
Jadi tidak heran jika kita kenyang maka kawannya adalah mengantuk.Padahal, setelah sahur kita akan melaksanakan aktivitas seharian. Pun setelah berbuka, kita akan melaksanakan tarawih.
Makan olahan yang digoreng
Hindari makanan yang digoreng (deep fried) karena dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti mual, heart burn, kembung, dan peningkatan berat badan. Selain itu membuat perut terasa kenyang, padahal asupannya miskin zat gizi. Makanan yang mengandung tinggi lemak juga akan menyebabkan tubuh lesu dan kelelahan akibat tubuh memerlukan kerja ekstra untuk mencernanya
Minum minuman yang mengandung coklat, kafein dan gula (teh, kopi, softdrink)

Minuman dan makanan tersebut ketika sahur sebaiknya dihindari karena bersifat diuretik. Maksudnya, tidak memberikan air untuk tubuh tapi malah menghabiskannya. Ini karena pemrosesan gula tingkat tinggi pada softdrink dan kawan-kawan memerlukan sejumlah besar air dalam tubuh.
Minuman dan makanan yang mengandung kafein bersifat diuretik, dapat menimbulkan keluhan sakit kepala akibat dari efek ketagihan, iritabiitas dan mood swing. Hati-hati, ya, para pecandu kafein.***
Pola Makan Berbahaya Saat Sahur dan Buka Puasa from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons